Rabu, 10 November 2010

(opini) Antara DPR dan rakyat

Liputan6.com, Tasikmalaya: Sungguh ironi potret pendidikan di Indonesia seakan terpinggirkan oleh egoisme pejabat. Seperti di Tasikmalaya, Jawa Barat. Saat ratusan siswa berdesak-desakan di ruang kelas yang sumpek, anggota DPRD justru tengah menikmati mobil baru mereka.

Pantauan SCTV, Rabu (10/11), kondisi Sekolah Dasar 4 Siluman, Cibereum, Tasikmalaya, sangat memprihatinkan. Lemari-lemari ini dijejer di tengah ruangan kelas sebagai pembatas. Kondisi sekolah yang jumlah ruang terbatas mengakibatkan ruangan harus dibagi dua.

Ternyata tidak hanya siswa yang menderita. Pun demikian dengan guru. Mereka juga terpaksa menggunakan parkir motor di halaman sekolah sebagai pengganti ruang guru yang tidak tersedia. Permohonan bantuan yang sudah diajukan ke Dinas Pendidikan hingga kini tidak pernah direspon.

Jika para siswa dan guru tersiksa tapi tidak dengan para wakil mereka di Gedung DPRD. Anggota DPRD justru baru saja menikmati delapan mobil baru untuk keperluan sehari-hari. Alasannya klasik yakni meningkatkan kinerja dalam memperjuangkan rakyat. Tapi rakyat yang mana yang mereka perjuangkan.(JUM)

Komentar:

DPR adalah wakil rakyat. Dan wakil rakyat memiliki arti seseorang yang memberikan pembelaan terhadap rakyatnya. Sehubungan dengan berita di atas, saya menjadi ragu. benarkah wakil rakyat memiliki arti yang demikian?


Seruan bagi wakil rakyat:

"Assalammualaikum,
dengan segenap hormat saya
kepada bapak ibu anggota DPR

sadarilah, kami di sini sebagai rakyat, bagian dari kamilah yang memilih Anda. Yang membuat Anda makmur. Kami tidak butuh janji janji palsu Anda. Kami juga tidak butuh uang Anda. yang kami butuhkan adalah bukti nyata bahwa janji janji Anda bukanlah janji palsu.

Kami di sini tidak bodoh. Kami mengerti. Kami tahu apa yang terjadi saat ini."

dengan segenap rasa hormat
-fafa- 100persen asli :)

Tidak ada komentar: